1. Pentinngnya menautkan hati hanya kepada Alloh
Hikmah tauhid yang tersirat pada pembehasan
sebelumnya ialah hati tidak akan tenang, tentramm, dan damai kecuali dengan
tersambung dan sampai kepada Alloh. Kecintaan dan keinginan terhadap sesama
makhluk tidak boleh ditunjukan kepada dzatnya. Karena, tidak ada yang boleh
diinginkan dan dicintai karena dzatnya kecuali Alloh, dan segala sesuatu pasti
akann berpulang kepadaNya. Mustahil jiga segala sesuatu berakhir kepada dua
dzat berbeda, sebagaimana mustahilnya penciptaan makhluk oleh dua dzat berbeda.
Maka itu, siapa saja yang kecintaan, keinginan,
kehendak, dan ketaatannya ditunjukan kepada selain Alloh, niscaya semua itu
akan sia-sia dan lenyap begitu saja, bahkan orang tersebut akan ditinggalkan
oleh sesuatu yang paling dibutuhkannya. Sebaliknya, siapa saja yang cinta,
harapan, dan kecemasannya hanya ditunjukan kepada Alloh, niscaya ia akan
mendapatkan keuntungan abadi berupa kenikmatan , kelezatan, kebahagiaan, dan
keberkahan dari Nya.
2. Aturan di balik perintah dan musibah
Seorang hamba Allah tidak akan terlepas dari perintah
dan musibah dariNya. Ia membutuhkan, bahkan sangat membutuhkan, pertolonganNya
ketika menerima perintah sedangkan ketika menerima musibah, ia membutuhkan
uluran kasih sayangNya. Kasih sayang yang ia dapatkan ketika ditimpa musibah
sebanding dengan kadar perintah Allah yang dikerjakannya. Jika ia melaksanakan
perintah itu secara sempurna, lahir dan batin, niscaya ia akan mendapatkan kasih
sayang secara lahir dan batin. Akan tetapi, jika perintah itu dilaksanakan
dalam bentuk lahirnya saja, tanpa mencangkup hakikatnya, niscaya ia hanya akan
memperoleh kasih sayang secara lahiriah, namun seddikit sekali kasih sayang
secara batin yang diraihnya.
3. Kasih sayang secara batin
Apabila anda bertanya : “seperti apakah kaih sayang
secar batin yang diperoleh hamba ketika ditimpa musibah?” maka kami jelaskan
sebagai berikut. Kasih sayang secara batin adalah sesuatu yang akan menciptakan
ketenangan dan kedamaian, serta menghilangkan keresahan, kegundahan, dan keluh
kesah dari hati hamba ketika tertimpa musibah.
Pada kondisi demikian, seorang hamba akan merendahkan
diri di hadapan Rabbnya dengan penuh rasa hina, memandangNya dengan hatinya,
dan bersimpuh kepadaNya dengan segenap jiwanya. Pengakuann terhadap kasih
sayang Allah telah menyibukan dirinya dari kepedihan deritanya. Keyakinannya
tentang takdir Allah membuatnya tidak merasakan lagi pahit musibahnya. Ia pun
menyadari kalau dirinya semata-mata seorang hamba yang-suka atau tidak suka-
mesti menjalani takdir Rabbnya. Jika ridha akan hal itu, niscaya ia akan
endapatkan keridhaanNya. Namun, jika ia tidak ridha, maka kemurkaanNyalah yang
akan diperolehnya.
Kasih sayang secara batin ini merupakan buah dari mu’amalah
bathiniyah (keshalihan batin yang disebutkan sebelumnya). Semakin shalih
batinnya, semakin bertambah kasih sayang secara batin yangdiperolehnya.
Sebaliknya, semakin berkurang keshalihan batinnya, maka semakin berkurang kasih
sayang secara batin yang diraihnya.
Download e-book nya disini
0 komentar:
Posting Komentar